potang balimau

Welcome

Sabtu, 16 Juli 2011

Sejarah Potang Balimau Nagari Pangkalan

Pangkalan memiliki Sejarah Indah “Potang Balimau” perlu dilestarikan.
Pangkalan Koto Baru untuk menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan yang lebih kurang dua minggu lagi, Minggu 10/07/11 bertempat di kantor  Wali Nagari Pangkalan seluruh element masyarakat dan pemerintahan nagari pangkalan mengadakan rapat rutin yang setiap tahunnnya digelar dengan membentuk Kepanitiaan  dalam sebuah acara yang disebut “Potang Balimau” yang telah merupakan warisan nenek moyang yang secara turun temurun sampai saat ini masih dilestarikan bagi masyarakat kenagarian Pangkalan, sempat berbincang-bincang dengan Wali Nagari Pangkalan  kemaren setelah rapat selesai diruang kantornya, beliau menyampaikan “ini merupakan sudah rapat rutin setiap tahunnya guna membentuk panitia acara besar Potang Ballimau yang merupakan symbol nagari pangkalan , yang tujuannya untuk mengembangkan budaya local dan melestarikan budaya atau tradisi yang telah diwarisi oleh nenek moyang kita yang terdahulu disamping itu dalam menyambut datangnya bulan ramadhan disitulah waktu yang tepat bagi para masyarakat, baik yang berada dinagari dan juga  dirantaupun merasa terpanggil untuk pulang kampung guna untuk menjenguk keluarga yang dikampung untuk mempererat tali sillaturrahim mereka dalam menjalin hubungan ukhuwah islamiiyah dengan keluarga yang ada dikampung”. Tutur Wali Nagari Pangkalan Bapak Diswanto.
Menurut Cerita dari beberapa sumber tokoh-tokoh masyarakat yang ada dikenagarian Pangkalan yang dihimpun oleh  Tim Publikasi dan Dokumentasi mengenai acara Potang Balimau yang tiap tahun selalu diadakan, sejarah Potang Balimau sebenarnya sangat indah sekali kalau kita simak ini merupakan suatu budaya atau tradisi bagi masyarakat Pangkalan yang satu-satunya berada di kabupaten limapuluh kota, konon cerita seperti yang disampaikan Arfel Muhktar, 58 tahun seorang cerdik pandai dan juga alim ulama Pangkalan tempo hari mengatakan “ dari dahulu kalanya memang kehidupan masyarakat pangkalan sangat suka untuk berdagang atau berniaga yang waktu itu masih melalui jalur sungai dengan menggunakan perahu, sekitar tahun seribu delapan ratusan para saudagar pangkalan yang kembali dari sambas Kalimantan habis berdagang membawa 2 buah mimbar masjid melewati sungai siak, Riau yang satu buahnya untuk masjid Raya Pangkalan saat ini, ketika itu bertepatan menjelang bulan suci ramadhan masyarakat yang sedang membangun sebuah masjid sangat gembira sekali menanti kedatangan mimbar yang dibelikan oleh para pedagang-pedagang pangkalan yang telah pulang dari perniagaannya dari kalimantan, maka berbondong-bondonglah masyarakat menunggu kedatangan mimbar tersebut ditepian sungai masjid Raya Pangkalan yang waktu itu masih masjid lama yang berada di dekat muaro (sebutan kampung kecilnya) dan yang satu lagi untuk masjid Raya yang ada di Pasar Bawah Pekanbaru, Riau yang kebanyakan warga masyarakat pangkalan merantau ke Pekanbaru, Riau waktu itu, mimbar yang di kirim dari pangkalan melalui sungai melewati nagari Taratak Buluah saat itu merupakan sebuah penghormatan pemberian hadiah bagi Raja Siak waktu itu, sehingga acara “potang balimau” ini yang identik dengan sampan hias berbentuk mimbar masjid ini dijadikan sebuah acara adat yang mempunyai nilai-nilai keagamaan dan juga dalam menjalin tali persatuan dan kesatuan masyarakat, Alhamdulillah sampai saat ini tetap dilestarikan oleh masyarakat pangkalan setiap memasuki bulan suci ramadhan” papar arfel kepada Tim Publikasi dan Dokumentasi (Alfianto.SH)

Panitia Potang Balimau Nagari Pangkalan 2011



Diswanto
Wali Nagari Pangkalan
Periode 2011-2016
Zafridel
Ketua Panitia Potang Balimau
Nagari Pangkalan 2011
Alfianto, SH
Sekretaris Umum








Kordinator Dana
Hari Mandala
Sekertaris I

Pembantu Umum
M. Nasir